Gizmotalk 2025 kupas percepatan adopsi AI dan bagaimana Indonesia menjadi pasar paling antusias
Gizmotalk 2025 mengungkap masa depan AI, tren 5G, dan peringatan penting soal privasi dari Onno W. Purbo.
Gizmotalk adalah sesi talkshow yang digelar oleh Gizmologi dan GadgetDiva sebagai bagian dari Indonesia Gadget Award 2025. Tahun ini, forum tersebut berubah menjadi ruang paling penting dalam acara—lebih dari sekadar diskusi, Gizmotalk berfungsi sebagai jendela untuk melihat arah industri beberapa tahun ke depan. Dua pembicara utamanya, Ridwan Kusuma dari Counterpoint Research dan pakar IT Onno W. Purbo, menyajikan gambaran yang jauh lebih strategis dibandingkan laporan pasar biasa.

AI Menjadi Pusat Semua Perubahan
Ridwan dari Counterpoint membuka diskusi dengan gambaran besar: investasi global ke AI kini sudah mencapai ribuan triliun rupiah. Angka itu bukan sekadar statistik — itu adalah penegasan bahwa industri tengah bergerak pada kecepatan yang sulit diimbangi oleh siklus produk tradisional.
Menurutnya, kita kini hidup di era Gen AI, yaitu generasi perangkat yang ditenagai model yang dilatih pada miliaran data dan mampu memahami bahasa, gambar, video, hingga konteks personal pengguna.
Ia menjelaskan:
“Kita berada di era Gen AI, dengan model yang dilatih miliaran data dan mampu memahami bahasa, gambar, video, serta konteks personal pengguna. Kemampuan ini memungkinkan AI menghasilkan beragam output, mulai dari pembuatan gambar, video, tools berbasis teks, hingga layanan personalisasi.”
Poin pentingnya sederhana: AI tidak lagi menjadi fitur tambahan; AI kini menjadi mesin yang menggerakkan seluruh pengalaman perangkat.
Smartphone AI Murah Akan Datang Lebih Cepat dari Prediksi
Counterpoint memproyeksikan bahwa fitur AI generatif akan turun drastis ke smartphone yang lebih terjangkau. Bahkan, Ridwan menyebutkan bahwa perangkat dengan harga di bawah USD100 (sekitar Rp 1,6 jutaan) diperkirakan sudah dapat mengadopsi kemampuan AI generatif pada 2028.
Prediksi ini mungkin tampak agresif, tetapi masuk akal jika melihat fenomena cloud AI — tren yang memungkinkan proses berat AI tidak lagi harus dikerjakan oleh chipset mahal di dalam smartphone, tetapi ditopang oleh komputasi cloud.
Hasilnya? AI menjadi lebih demokratis.
Indonesia & Thailand Menjadi Pasar Paling Antusias
Dari riset global Counterpoint, negara berkembang menonjol sebagai pengguna yang paling cepat mengadopsi AI generatif di ponsel.
Indonesia dan Thailand termasuk yang paling terbuka terhadap fitur tersebut.
Ini menarik karena menantang asumsi lama bahwa adopsi teknologi tinggi lebih lambat di negara berkembang. Justru sebaliknya: pengguna mencari solusi praktis dan efisien — dua hal yang AI tawarkan secara langsung.
Onno W. Purbo Mengingatkan Sisi yang Sering Diabaikan: Privasi

Di tengah euforia AI, Onno W. Purbo memberi peringatan yang sangat relevan. AI mampu membaca, menyimpan, dan menganalisis setiap file atau data yang diunggah pengguna. Ini berarti risiko kebocoran data tidak lagi hanya datang dari hacker, melainkan dari kelalaian pengguna sendiri.
Peringatan beliau lugas:
“Karena itu sistem, mereka mampu membaca dan menyimpan file yang kita unggah. Jadi jangan sampai mengunggah data pribadi ke AI.”
Ini bukan sekadar saran teknis. Itu adalah pengingat bahwa literasi digital harus tumbuh secepat inovasi AI.
Lonjakan Adopsi 5G: Efek Domino dari Tren AI
Di sisi lain, perkembangan AI generatif juga mendorong naiknya konsumsi data, yang akhirnya memacu kebutuhan jaringan cepat. Counterpoint mencatat bahwa smartphone 5G di Indonesia kini mencapai 35% pangsa pasar, dan angka ini bertumbuh karena dua faktor:
- semakin banyak model mid-range 5G yang lebih terjangkau
- naiknya minat pengguna terhadap fitur AI yang kian bergantung pada koneksi cepat
Indonesia juga mencatat pertumbuhan pasar smartphone sebesar 12% pada Q3 2024, didorong kombinasi AI, 5G, dan naiknya kepercayaan konsumen.
Posisi Brand: Siapa Sebenarnya yang Memimpin?
Counterpoint merinci peta kompetisi Q3 2025:
- Samsung: 20% (tetap memimpin)
- Xiaomi: 17%
- OPPO: 16%
- vivo: 14%
- Infinix: 12% (tertinggi pertumbuhan YoY: 45%)
Tren ini memperlihatkan kompetisi yang semakin sehat. Brand tidak lagi berlomba hanya pada spesifikasi, tetapi pada bagaimana mereka menghadirkan pengalaman AI yang lebih manusiawi.
Kesimpulan: AI Menggeser Daya Saing Industri Lebih Cepat dari Prediksi
Gizmotalk 2025 menegaskan bahwa AI tidak lagi berada di masa depan — ia sudah hadir dan bergerak cepat. Mulai dari model generatif, komputasi cloud, privasi, hingga 5G, semua bagian industri kini terhubung dalam satu ekosistem.
Indonesia berada di titik menarik: pasar besar, adopsi cepat, dan pengguna yang semakin memahami nilai fitur berbasis AI. Tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa pertumbuhan ini beriringan dengan literasi digital, privasi, dan regulasi yang memadai.