JAKARTA – Pengamat metaverse Wafa Taftazani cukup yakin bahwa dalam 10 hingga 15 tahun ke depan, masyarakat Indonesia akan memiliki akses yang lebih baik ke metaverse. Padahal, aktivitas ekonomi sudah bisa dilakukan saat itu.
“Saya kira 10-15 tahun ke depan, segala bentuk kegiatan ekonomi di dunia nyata bisa dilakukan di metaverse,” ujar Wafa pada Webinar MARCH FESTIVAL 2022 bertema ‘YOUNGPRENEURSHIP: How To Be an Excellent Youngpreneur in Metaverse’, Kamis (24/3/2022).
Pemuda berusia 30 tahun yang juga merupakan Founder & CEO UpBanx ini menjelaskan lebih detail bahwa dalam 10 tahun ke depan, manusia akan melakukan penjualan fisik dan virtual di metaverse.
Padahal, apa yang dibeli di metaverse, bisa langsung dikirim ke dunia nyata sesuai dengan alamat tujuan pembeli, tidak hanya digunakan di metaverse. “Era digital ke depan akan seperti itu,” tambahnya.
Tidak hanya barang yang bisa dijual di metaverse, lanjut Wafa yang juga o-Founder & Chairman VCGamers & ModalRakyat, pemain metaverse juga bisa menjual jasa.
“Jasa seperti desain rumah, jasa desain pakaian, desain pemetaan tanah, dan lain-lain. Itu semua bisa dilakukan di metaverse,” ujarnya.
“Artinya metaverse ini memungkinkan kegiatan ekonomi yang bisa berdampak tidak hanya di dunia maya, tapi juga dunia nyata. Ini juga akan sangat bermanfaat bagi para pelaku UMKM yang ingin mencoba menjual karyanya di metaverse,” tambah Wafa.
Meski sangat menjanjikan, Wafa menegaskan semua itu perlu dilakukan secara perlahan dan tidak bisa dilakukan sekaligus. Pertama dan terpenting, aktor metaverse setidaknya memiliki lahan di metaverse untuk dapat mengakses dunia metaverse.
“Hal-hal kecil tentunya perlu dilakukan terlebih dahulu. Ini akan membantu ekosistem metaverse untuk bertahan hidup. Tapi, pelan-pelan semua akan dibawa ke dunia metaverse, karena di sana hampir semua aktivitas di dunia nyata bisa dilakukan,” ujar Wafa.
(amj)