AKURAT.CO, – Sebagai bagian dari kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi mengadakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk masyarakat di wilayah Kalimantan pada Selasa (7/3/2023) dengan tema “Pinjaman Online, Solusi atau Bencana”.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia, menurut laporan We Are Social dan Hootsuite, jumlahnya mencapai 212,9 juta per Januari 2023. Jumlah ini meningkat tipis sebesar 5,2 persen atau 10 juta dibandingkan tahun sebelumnya. .
“Meningkatnya jumlah pengguna internet berkorelasi dengan semakin maraknya penipuan online,” kata Dosen Universitas Diponegoro (Undip) sekaligus Anggota Japelidi, Amni Zarkas selaku narasumber kegiatan literasi digital #makinkapaldigital 2023 untuk masyarakat di Kalimantan, Selasa (7/7). /3/2023). Lanjutnya, berbagai modus penipuan semakin canggih, mulai dari phishing untuk mencuri data pribadi, mengarahkan ke situs palsu, memanipulasi calon korban secara psikologis untuk meminta materi, hingga risiko pinjaman online marak.
Baca juga:
Pinjaman online adalah bantuan keuangan yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan secara online dan pengajuan biasanya dilakukan melalui aplikasi lembaga tersebut.
Sumber dari fintechasia menyebutkan selama 2019-2021 terdapat 19.711 pengaduan terkait pinjaman online, dengan 9.270 pelanggaran berat dan 10.441 pelanggaran ringan atau sedang. Bentuk pengaduan pelanggaran berat yang ditemukan antara lain pencairan dana tanpa persetujuan pemohon, ancaman berbagi data pribadi, penagihan ke semua kontak telepon seluler, penagihan dengan kata-kata kasar.
Beberapa faktor yang mendorong maraknya pinjaman online antara lain kemudahan mengakses aplikasi atau website dan sulitnya pemberantasannya karena banyak lokasi server yang ditempatkan di luar negeri.
Sementara bagi masyarakat sebagai korban, pinjaman ilegal terjadi karena rendahnya literasi, kurangnya pengetahuan tentang pinjaman, tidak memeriksa legalitas, hingga terdesak karena kebutuhan yang harus dipenuhi.
“Setiap penyedia fintech lending (financial technology) atau pinjaman di Indonesia harus terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” lanjutnya.
Jadi memang hal pertama yang perlu Anda ketahui sebelum melakukan pinjaman adalah cek dulu legalitasnya melalui website OJK agar tidak terjebak pinjaman palsu. Hal ini penting karena bahayanya meminjam adalah hutang yang tidak kunjung hilang karena dibebani bunga yang tinggi.
Sumber lain, CEO BerDigital and Management Magindo Yogyakarta, AM Bayhaqi mengatakan, memahami keamanan digital merupakan keterampilan yang harus dimiliki pengguna media digital karena risiko penipuan semakin meningkat, termasuk pinjaman online. Namun, jika Anda terpaksa melakukan pinjaman online, lebih baik cek terlebih dahulu legitimasi dan kredibilitas lembaganya, jadi wajib hukumnya.
“Install aplikasi Pinjol dari sumber terpercaya dan resmi, hati-hati juga dengan iklan pinjaman, jangan mudah tergiur penawaran tanpa belajar dulu,” kata Bayhaqi.
Tentunya agar aman, pengguna perlu mengaktifkan fitur keamanan pada perangkat pribadinya seperti ponsel yang berisi data pribadi, termasuk aplikasi mobile banking.
Pengguna juga harus pintar dengan memastikan jika harus meminjam uang, lalu datanya digunakan untuk apa dan bagaimana mengembalikannya tepat waktu.
Melanjutkan dari dua narasumber sebelumnya, Ketua Relawan TIK Indonesia dan Pengarah Cybercreating Fajar Eri Dianto mengatakan, terkait maraknya penyalahgunaan kartu kredit, harus bijak dalam memenuhi kategori kebutuhan hidup, bukan mengikuti gaya hidup.
“Pinjaman online bisa karena pola konsumsi yang meningkat, layanan digital berbayar, game online hingga judi online,” ujarnya.
Agar tidak terjerat pinjaman, ia menyarankan agar pengaturan keuangan diprioritaskan untuk kebutuhan pokok atau pokok.
Tentu saja, hindari berutang, namun jika terpaksa, maksimal cicilan 30 persen dari total penghasilan, dan hindari bayar belakangan dan pinjaman online, terutama yang ilegal. Namun, jika sudah terjerat, maka seseorang harus mengatur ulang strategi keuangannya. Salah satu contoh yang ia berikan adalah dengan mengevaluasi pengeluaran rutin, mengurangi pengeluaran dengan berhemat, dan mengurangi pengeluaran yang tidak penting.
Sebagai informasi, Webinar Semakin Berkemampuan Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Semakin Berkemampuan Digital yang diprakarsai oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Cybercreating.
Kali ini, pembicara dari program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi budaya digital antara lain CEO BerDigital dan Manajemen Mafindo Yogyakarta, AM Bayhaqi, serta Dosen Universitas Diponegoro (Undip) dan Anggota dari Japelidi, Amni Zarkasi, serta Ketua Relawan TIK Indonesia dan Dewan Pengarah Cybercreative, Fajar EriDianto.