
SURYAMALANG.COM | LUMAJANG – Wacana pengaktifan kembali jalur kereta api di sejumlah wilayah di Lumajang belum mencapai titik temu. Kabar yang beredar biaya investasi mencuat hingga triliunan rupiah, sehingga alasan wacana ini terancam stagnan.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, nilai investasi Rp 1,2 triliun hanya untuk pengaktifan kembali jalur kereta api tidak sebanding dengan realisasi kebutuhan.
“Kemarin dihitung nilai investasinya mencapai Rp 1,2 triliun. Jadi investasi dan kebutuhannya tidak dekat,” ujar Thoriq saat dikonfirmasi.
Thoriq mengatakan, perusahaan sekaliber PT KAI sudah memikirkan berkali-kali tentang pengaktifan kembali jalur kereta api tersebut. Karena perkeretaapian diatur sepenuhnya oleh perusahaan, Thoriq mengatakan pihaknya juga tidak bisa berbuat banyak untuk mewujudkan wacana tersebut.
“Karena itu sektor BUMN murni, PT KAI yang punya kereta. Itu kan perusahaan, bukan pemerintah. Ditanya soal investasi Rp 1,2 triliun hanya untuk reaktivasi kereta, masih belum dalam posisi untung mengingat biaya yang harus dikeluarkan. kegiatannya,” kata Cak Thoriq.
Dari segi manfaat, Thoriq saat ini merasa sangat yakin keberadaan kereta api sebagai moda transportasi yang menghubungkan antar kecamatan dapat berjalan efektif. Dia ragu tidak banyak orang yang akan menggunakan kereta api di masa depan.
“Misalnya pengaktifan kembali jalur dari Klakah ke Pasirian, pertanyaannya berapa orang yang naik KA dari Klakah ke Pasirian?
Sebelumnya, Pemkab Lumajang akan membuka opsi pengaktifan kembali perlintasan kereta api untuk pendistribusian tambang pasir. Pimpinan tertinggi di Lumajang juga tengah berdiskusi dengan PT KAI untuk merealisasikan rencana tersebut.
Nantinya jalur kereta api tersebut akan memiliki rute Klakah, Kedungjajang, Sukodono, Kota, Sumbersuko, Tempeh dan Pasirian.
Dari segi sejarah, sebelumnya pada masa kolonial rel kereta api sudah terpasang di Lumajang. Rel sekarang ditinggalkan dan terkubur oleh jalan dan bangunan. Saat itu, kereta api menjadi moda transportasi untuk mengangkut barang mentah.